Perkembangan Alam Pikir Manusia
A.Rasa Ingin Tahu Manusia
Ilmu pengetahuan alam bermula pada rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Manusia memiliki rasa ingin tahu tentang benda-benda di alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri (antroposentris).
Rasa ingin tahu tidak dimiliki oleh mkhluk lain, seperti batu, tanah, sungai, dan air. Angin dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakanna itu buknlah atas kehendaknya sendiri, tetapi akibat dari pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.
Pada dasarnya setiap makhluk hidup selalu memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari luar atau dari lingkungan sekitarnya. Naluri bertitik pusat pada dorongan untuk mempertahankan kelestarian hidup dan sifatnya tetap atau tidk mengalami perubahan sepanjang zaman. Asimov (1972) menyebutkan rasa ingin tahu pada hewan bersifat idle curiousity atau rasa ingin tahu yang bersifat tetap atau tidak berkembang. Jadi yang lakukan oleh minyet tersebut adalah insting untuk mempertahan kelestarian hidupnya. Untuk itu, mereka perlu makan, melindungi diri, dan berkembang biak.
Manusia juga memiliki naluri seperti yang dimiliki oleh tumbuhan maupun hewan, tetapi bedanya manusia memiliki akal budi melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan dirinya. Akal budi itu juga yang menyebabkan rasa ingin tahu manusia selalu berkembang. Dengan kata lain cuiousity manusia tidak idle, tidak tetap sepanjang zaman. Rasa imgin tahu manusia tidak pernah dapat dipuaskan. Jika ada masalah yang terpecahkan maka aan timbul masalah lain untuk dipecahkan. Akal budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selalu timbul keinginan untuk menambah pengetahuan itu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok tanam atau membuat panah untuk berburu, tetapi juga berkembang pada hal-hal yang menyangkut keindahan.
B.Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Rasa ingin tahu manusia menyebabkan alam pikiran manusia berkembang. Pada manusia kuno untuk memuaskan diri mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Menurut August Comte, sejarah perkembangan pemikiran manusia itu dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1.Tahap teologi atau tahap metafisika
2.Tahap filsafat
3.Tahap positif atau tahap ilmu
Dalam tahap teologi atau tahap metafisika, manusia mengembangkan pemikiran dengan cara khayal, intuisi, atau imajinasi. Pengetahuan dalam tahap ini adalah pegetahuan berupa mitos. Pada tahap ini, manusia menyusun khaayalan berupa mitos atau dongeng untuk mengenal realita atau kenyataan. Karena itu mitos merupakan gabungan antar pengalaman-pengalaman dan kepercayaan. Adapun cerita yang berdsarkan mitos disebut dengan Legenda.
Dahulu mitos sangat berpengaruh, bahkan sampai saat ini kepercayaan akan mitos masih belum sepenuhnya hilang. Puncak mitos adalah pada zaman Babylonia yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang Babylonia tentang alam semesta itu sebagai ruang setengah boladengan bumi yang datar sebagai lantainya, dan langit dengan bintang-bintang sebagai atapnya. Pengetahuan perbintangan pada masa itu memang memunculkan pengetahuan tentang rasi-rasi kelompok bintang seperti rasi scorpio, Virgo, Aries, Pisces, Leo, dan sebagainya. Yang kita kenal hingga sekarang.
Pengetahuan dan ajarn babylonia itu setengahnya memang berasal dari pengetahuan dan pengalaman, namun setengahnya merupakan dugan, imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengalaman semacam ini disebut dengan Pseudo Science (pengetahuan palsu), artinya mirip sains tetapi bukan sains. Dengan bertambah majunya alam pikirn manusia dan makin berkembangnya cara-cara penyelidikan, manusia kemudian dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos. Tahap perkembangan alam pikiran manusia setelah tahap mitos adalah manusia berkembang dalam tahap filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditentukan metode berfikir secara obyektif. Berbeda dengan tahap teologi, pada tahap filsafat ini manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami obyek secara dangkal, tetapi obyek belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
Perkembangan alam pikiran manusia merupakan suatu proses, maka manusia tidak puas dengan pemikiran ini, sehingga berkembang ke dalam tahap positif, atau tahap ilmu. Dalam perkembangan ilmu ini, rasio sudah dipergunakan secara obyektif. Manusia menghadapi obyek denga rasio. Pada tahap inilah penalaran manusia mencapai puncaknya dengan dikembangkannya metode ilmiah untuk menangkap obyek atau untuk menjawab segala persoalan yang dihadapi manusia.
C.Sudut Pandang Islam
Manusia adalah makhluk religius, yang percaya akan adanya Tuhan yang maha adil. Manusia merupakan mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Jaatsiyah ayat 13: “dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”.
Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati. Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta, rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta.
D.Hubungan Teori dengan ilmu Modern
Jika teori di hubungkan dengan ilmu modern, tentu kami akan mendukung dari teori bahwa perkembangan alam pikiran manusia selalu menggunakan mitos. Itu karena dahulu manusia belum mengenal ilmu pengetahuan. Sebagai contoh orang zaman dahulu mereka menafsirkan pelangi sebagai selendang bidadari. Itu karena mereka belum memahami konsep dari terjadinya pelangi. Untuk zaman sekarang, mungkin masih ada sebagian orang-orang yang percaya dengan mitos. Contoh kecil saja untuk masalah pernikahan, orang-orang yang masih percaya dengan mitos mereka melarang anaknya untuk menikah dibulan syuro. Mereka percaya jika anaknya menikah dibulan tersebut maka pernikahan anaknya tidak bahagia. Dalam islam sudah jelas, tidak boleh percaya dengan mitos-mitos. Dalam islam tidak dipermasalahkan menikah dibulan apapun. Karena dalam islam semua hari maupun bulan itu baik, tetapi ada memang hari-hari yang dianjurkan tau bahkan disunnahkan untuk menikah. Jadi untuk sekarang, sudah jarang mitos-mitos ditemukan dizaman modern. Tapi mungkin masih ada di daerah-daerah pedalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Muhtar Hadi. 2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar Ilmu Alamiyah Dasar. Metro:STAIN Metro Press.
Nur Hidayati,Mawardi. 2000.Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD,ISD,IBD). Bandung:Pustaka Setia.
Posted by: Nadiafa
Ilmu pengetahuan alam bermula pada rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Manusia memiliki rasa ingin tahu tentang benda-benda di alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri (antroposentris).
Rasa ingin tahu tidak dimiliki oleh mkhluk lain, seperti batu, tanah, sungai, dan air. Angin dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakanna itu buknlah atas kehendaknya sendiri, tetapi akibat dari pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.
Pada dasarnya setiap makhluk hidup selalu memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari luar atau dari lingkungan sekitarnya. Naluri bertitik pusat pada dorongan untuk mempertahankan kelestarian hidup dan sifatnya tetap atau tidk mengalami perubahan sepanjang zaman. Asimov (1972) menyebutkan rasa ingin tahu pada hewan bersifat idle curiousity atau rasa ingin tahu yang bersifat tetap atau tidak berkembang. Jadi yang lakukan oleh minyet tersebut adalah insting untuk mempertahan kelestarian hidupnya. Untuk itu, mereka perlu makan, melindungi diri, dan berkembang biak.
Manusia juga memiliki naluri seperti yang dimiliki oleh tumbuhan maupun hewan, tetapi bedanya manusia memiliki akal budi melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan dirinya. Akal budi itu juga yang menyebabkan rasa ingin tahu manusia selalu berkembang. Dengan kata lain cuiousity manusia tidak idle, tidak tetap sepanjang zaman. Rasa imgin tahu manusia tidak pernah dapat dipuaskan. Jika ada masalah yang terpecahkan maka aan timbul masalah lain untuk dipecahkan. Akal budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selalu timbul keinginan untuk menambah pengetahuan itu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok tanam atau membuat panah untuk berburu, tetapi juga berkembang pada hal-hal yang menyangkut keindahan.
B.Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Rasa ingin tahu manusia menyebabkan alam pikiran manusia berkembang. Pada manusia kuno untuk memuaskan diri mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Menurut August Comte, sejarah perkembangan pemikiran manusia itu dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1.Tahap teologi atau tahap metafisika
2.Tahap filsafat
3.Tahap positif atau tahap ilmu
Dalam tahap teologi atau tahap metafisika, manusia mengembangkan pemikiran dengan cara khayal, intuisi, atau imajinasi. Pengetahuan dalam tahap ini adalah pegetahuan berupa mitos. Pada tahap ini, manusia menyusun khaayalan berupa mitos atau dongeng untuk mengenal realita atau kenyataan. Karena itu mitos merupakan gabungan antar pengalaman-pengalaman dan kepercayaan. Adapun cerita yang berdsarkan mitos disebut dengan Legenda.
Dahulu mitos sangat berpengaruh, bahkan sampai saat ini kepercayaan akan mitos masih belum sepenuhnya hilang. Puncak mitos adalah pada zaman Babylonia yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang Babylonia tentang alam semesta itu sebagai ruang setengah boladengan bumi yang datar sebagai lantainya, dan langit dengan bintang-bintang sebagai atapnya. Pengetahuan perbintangan pada masa itu memang memunculkan pengetahuan tentang rasi-rasi kelompok bintang seperti rasi scorpio, Virgo, Aries, Pisces, Leo, dan sebagainya. Yang kita kenal hingga sekarang.
Pengetahuan dan ajarn babylonia itu setengahnya memang berasal dari pengetahuan dan pengalaman, namun setengahnya merupakan dugan, imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengalaman semacam ini disebut dengan Pseudo Science (pengetahuan palsu), artinya mirip sains tetapi bukan sains. Dengan bertambah majunya alam pikirn manusia dan makin berkembangnya cara-cara penyelidikan, manusia kemudian dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos. Tahap perkembangan alam pikiran manusia setelah tahap mitos adalah manusia berkembang dalam tahap filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditentukan metode berfikir secara obyektif. Berbeda dengan tahap teologi, pada tahap filsafat ini manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami obyek secara dangkal, tetapi obyek belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
Perkembangan alam pikiran manusia merupakan suatu proses, maka manusia tidak puas dengan pemikiran ini, sehingga berkembang ke dalam tahap positif, atau tahap ilmu. Dalam perkembangan ilmu ini, rasio sudah dipergunakan secara obyektif. Manusia menghadapi obyek denga rasio. Pada tahap inilah penalaran manusia mencapai puncaknya dengan dikembangkannya metode ilmiah untuk menangkap obyek atau untuk menjawab segala persoalan yang dihadapi manusia.
C.Sudut Pandang Islam
Manusia adalah makhluk religius, yang percaya akan adanya Tuhan yang maha adil. Manusia merupakan mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Jaatsiyah ayat 13: “dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”.
Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati. Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta, rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta.
D.Hubungan Teori dengan ilmu Modern
Jika teori di hubungkan dengan ilmu modern, tentu kami akan mendukung dari teori bahwa perkembangan alam pikiran manusia selalu menggunakan mitos. Itu karena dahulu manusia belum mengenal ilmu pengetahuan. Sebagai contoh orang zaman dahulu mereka menafsirkan pelangi sebagai selendang bidadari. Itu karena mereka belum memahami konsep dari terjadinya pelangi. Untuk zaman sekarang, mungkin masih ada sebagian orang-orang yang percaya dengan mitos. Contoh kecil saja untuk masalah pernikahan, orang-orang yang masih percaya dengan mitos mereka melarang anaknya untuk menikah dibulan syuro. Mereka percaya jika anaknya menikah dibulan tersebut maka pernikahan anaknya tidak bahagia. Dalam islam sudah jelas, tidak boleh percaya dengan mitos-mitos. Dalam islam tidak dipermasalahkan menikah dibulan apapun. Karena dalam islam semua hari maupun bulan itu baik, tetapi ada memang hari-hari yang dianjurkan tau bahkan disunnahkan untuk menikah. Jadi untuk sekarang, sudah jarang mitos-mitos ditemukan dizaman modern. Tapi mungkin masih ada di daerah-daerah pedalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Muhtar Hadi. 2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar Ilmu Alamiyah Dasar. Metro:STAIN Metro Press.
Nur Hidayati,Mawardi. 2000.Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD,ISD,IBD). Bandung:Pustaka Setia.
Posted by: Nadiafa
Komentar
Posting Komentar