Pembelajaran IPS di SD/MI


A.  Pengertian Pembelajaran IPS di SD/MI
Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.[1] Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Pengertian pembelajaran menurut para ahli:
1.    Corey
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu.Pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.
2.    UUSPN NO 20 Tahun 2003
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar .
3.    Mohammad Surya
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
4.    Oemar Hamalik
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsusr-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5.    Gagne dan Brigga
Pembeljaran adalah rangkaian peristiwa (events) yang memengaruhi pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah.

Pada dasarnya pembelajaran tidak hanya terbatas pada ivent-ivent yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar yang meliputi kejadian-kejadian yang diturunkn dari bahan-bahan cetak, radio, televisi, dan media yang lain.[2]
Association for educational comunation and technology (AECT) menegaskan bahwa pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang didalamnya terdii dari komponen-komponen sistem intruktional, yaitu komponen pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, danlatar atau lingkungan.[3]
Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan dan indikatonya sebagai gambaran hasil belajar. Pada dasarnya pemelajaran merupakan kegiatan terencana yang mengondisikan seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatan pokok. Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingka laku melalui kegiatan belajar. Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar.
Jadi, pembelajaran IPS SD/MI merupakan pembelajaran yang lebih menekankan kepada siswa siswi untuk belajar aktif, bukan pemelajaran dengan penugasn sebanyak mungkin sehingga suasana bersifat kaku dan terpusat satu arah serta tidak memberikan kesempatan bagi siswa siswi utuk aktif sehingga pembelajaran IPS hanya sebatas hafalan saja. Di madrasah ibtidaiyah pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada transfer konsep, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS d MI siswa siswi harapkan memperoleh pemahaman sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keteramilan nya berdasarkan konsep yang telah di miliki.[4]


  
B.  Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI
Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional nomer 20 tahun 2003 yang menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan dalam pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Perubahan prilaku dalam pembelajaran mencakup seluruh aspek pribadi peserta didik, yaitu sebagai tujuan secara umum mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik, sebagaimana dikemukakan oleh Bloom yang telah direvisi:
1.      Indikator aspek kognitif
Indikator aspek kognitif mencakup:
a.       Mengingat, yaitu kemampuan mengingat bahan yang telah dipelajari
b.      Memahami, yaitu kemampuan menangkap pengertian, menerjemahkan, dan menafsirkan.
c.       Menerapkan, yaitu kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari dalam situasi baru dan nyata.
d.      Menganalisis,yaitu kemampuan menguraikan, mengidentivikasi, dan mempersatukan bagian yang terpisah, menghubungkan antar bagian guna membangun satu keseluruhan.
e.       Mengevaluasi, yaitu kemampuan mengkaji nilai atau harga sesuatu, seperti pernyataan atau laporan penelitian yang didasarkan  suatu kriteria.
f.       Mencipta, yaitu kemampuan untuk menggabungkan seluruh unsur sehingga mampu menciptakan hal baru.
2.      Indikator aspek afektif,
a.       Penerimaan, yaitu kesediaan untuk menghadirkan dirinya menerima atau memperhatikan pada suatu perangsang.
b.      Penanggapan, yaitu keikutsertaan, memberi reaksi, menunjukan kesenangan memberi tanggapan secara sukarela.
c.       Penghargaan, yaitu kemampuan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala suatu objek tertentu.
d.      Pengorganisasian, yaitu mengintegrasikan berbagai nilai yang berbeda, memecahkan konflik antar nilai, dan membangun sistem nilai, serta pengkonseptualisasian suatu nilai.
e.       Pengkarakterisasian, yaitu proses afeksi dimana individu memiliki suatu sistem nilai sendiri yang mengendalikan prilaku dalam waktu yang lama yang membentuk gaya hidupnya, hasil belajar ini berkaitan dengan pola umum penyesuaian diri secara personal, sosial, dan emosional.
3.      Psikomotorik
Indikator psikomotor mencakup yaitu: meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan, dan naturalisasi.[5]

Sedangkan tujuan pembelajaran IPS di SD/MI, yaitu:
1.    Mengembangkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan paedagogis dan psikologis.
2.    Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3.    Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4.    Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kopetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun global.[6]

C.  Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran IPS di SD/MI
Agar pembelajaran terjadi sebagaimana diharapkan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip, yaitu:
1.      Prinsip kesiapan
Proses belajar dipengaruhi kesiapan peserta didik, yang dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi individu yag memungkinkan mereka dapat belajar. Prinsip kesiapan ini meliputi: kematangan dan prtumbuhan fisik, inteligensi, latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
2.      Prinsip motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi dari peserta didik untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kgiatan itu, dan memelihara kesungguhan.
3.      Prinsip persepsi
Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Seorang guru akan dapat memahami peserta didik lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana seeorang melihat suatu situasi tertentu
4.      Prinsip tujuan
Dalam belajar, tujuan belajar harus tergambar jelas dalam pikiran peserta didik ketika proses belajar terjadi.
5.      Prinsip perbedaan individual
Proses pembelajaran seyogyanya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya.
6.      Prinsip transfer dan retensi
Apapun yang dipelajari peserta didik dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Proses tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang dipelajari peserta didik dan diterima dapat digunakan peserta didik dalam situasi baru.
7.      Prinsip belajar kognitif
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru. Berfikir, menalar, menilai, dan berimajinasi merupakan aktifitas mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif.
8.      Prinsip belajar afektif
Belajar afektif berkaitan dengan pengelolaan emosi, dorongan, minat, dan sifat.
9.      Prinsip belajar psikomotor
Proses belajar psikomotor berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu mengendalikan aktivitas ragawi. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.
10.  Prinsip evaluasi
Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. [7]

Secara umum prinsip pembelajaran IPS SD/MI berpatokan pada prinsip-prinsip di bawah ini:
1.    Memberikan kesempatan kepada siswa siswi, dan medorong nya untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran baik secara mental maupun secara psikomotorik, afektif, dan interaktif
2.    Memungkinkan siswa siswi untuk menentukan sendiri konsep,  prinsip dan teknik-teknik interaksi dengan lingkungan nya
3.    Memiliki relevansi dengan kehidupan sehari hari siswa siswi
4.    Memposisikan dosen sebagai fasilitator belajar
5.    Memberikan rasa aman dan senang untuk siswa siswi, sehingga dapat belajar dengan betah dan merangsang berpikir kreatif.

Sedangkan prinsip dasar pembelajaran IPS di SD/MI, yaitu sebagai berikut:
1.    Intregrated (terpadu)
Istilah ini mirip dengan intregrasi atau kterpaduan. Dalam KBBI intregrasi adalahpembaharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Dalam konteks ini intregrasi adalah satu kesatuan antar disiplin ilmu sosial yang saling terkait, dengan demikian dalam penyampaian materi pembeljaran IPS dilaksanakan degan memadukan antar disiplin ilmu yang terkait. Contohnya dalam pembelajaran IPS membahas topik kegiatan ekonomi penduduk, maka dalam hal ini pembelajaran IPS dikaitan dengan topik tersebut dimana di dalamnya memuat persebaran dan kondisi fisis geografis yang tercakup dalam disiplin geografis.
2.    Interaksi
Interaksi dalam KBBI berarti hubungan dan dalam konteks ini yaitu hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Timbunya interaksi disebabkan oleh dorongan saling membutuhkan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik itu kepuasan, ingin diperhatikan, dan ingin mendapatkan kasih sayang. Seiring bertambahnya umur dan juga bertambahnya pergaulan maka interaksi yang terjadi semakin luas. Sehingga dalam konteks ini pembelajaran IPS menjadi dasar yang mendidik peserta didik agar memiliki ilmu pengetahuan tentang bentuk interaksi secara umum dan juga mendidik peserta didik agar mampu dan terbiasa berintaraksi dengan sesama makhluk hidup lain. Oleh karena itu, inti interaksi dalam pembelajaran IPS diharapkan mampu menanamkan sikap dasar ini melalui pembelajaran yang ada.
3.    Kesinambungan dan perubahan
Dalam kehidupan bermasyarakat manusia akan selalu terikat dengan adat dan tradisi yang sudah ada yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Pewarisan ini akan berlansung dari generasi ke generasi berikutnya. Contohnya kesinambungan kehidupan itu terjadi karena lembaga perkawinan. Sama seperti uraian di atas pembelajaran IPSjuga harus bersinambung karena pada dasarnya materi dan pemahaman peerta didik arus sambung menyambung sehingga peserta didik lebih mudah dan cepat memahami materi yang disampaikan. Contohnya ketika membahas materi tentang sejarah, maka alurnya harus berkasinambungan. Selain harus berkesinambungan pembelajaran IPS juga harus menikuti perubahan. Hal ini karena manusia sebagai objek utama pembelajaran IPS yang terus mengalami perubahan seiring berjalannya waktu dan perkembangan IPTEK, karena pada dasarnya tidak ada individu, kelompok atau masyarakat yang berhenti berproses.
4.    Kooperatif
Kooperatif dalam KBBI berarti bekerja sama atau membantu. Dalam pembelajaran kita mengenal kooprative learning yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk salng berinteraksi dan bekerja sama dengan peserta didik lain. Dalam pembelajaran IPS siswa dolatih memahami hubungan sosial sevcara langsung dalam proses pembelajaran dan pendidik dapat menggunakan strategi cooperative learning ini sebagai salah satu pembelajaran langsung dalam proses pembelajaran.
Menurut Sanjaya, cooperative learning memiliki prinsip dasar yaitu:
a.    Prinsip ketergantungan positif
Dalam kerja kelompok keberhasilan tergantung pad akeberhasilan semua individu dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu, setiap anggota tergantung dengan anggota yang lainnya dan dari ketergantungan ini keberhasilan kelompok ditentukan. Inilah yang disebut ketergantungan positif.
b.    Tanggung jawab perseorangan
Keberhasilan kelompok tergantung dari keberhasilan setiap individu. Sehingga setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab terhadap kewajiban yang diberikan. Implikasinya dalam evaluasi guru harus memberikan penilaian terhadap individu tidak hanya kelompok.
c.    Interaksi tatap muka
Implementasi cooperative learning memberi ruang kepada setiap individu dalam kelompok untuk saling memberikan informasi dan membelajarkan seluas-luasnya dengan anggota lainnya dalam kelompok.
d.   Partisipasi dan komunikasi
Dengan cooperative learning diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan dasar dalam berkomunikasi seperti mengemukakan pendapat, bertanya, menjawab, menyatakan setuju, dll.

5.    Kontekstual
Kontekstual yaitu dalam pembelajaran peserta didikdiarahkan untuk belajar tidak hanya dari materi yang bersumber dari buku akan tetapi dari materi yang bersifat ada disekitar lingkungan peserta didik.
6.    Problem solving
Dalam pembelajaran IPD di SD/MI peserta didik juga di didik supaya mampu mengetahui, memahami, mencari solusi dalam masalah sosial yang terjadi pada dirii peserta didik beserta lingkungan disekitarnya.
7.    Inkuiri
Inkuiri merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang baru sebagai hasil belajar.[8]
Salah satu prinsip dalam pembelajaran IPS di SD/MI ini bertujuan merangsang kemampuan bertanya, menyelidiki, meneliti, untuk mengembangkan berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik.
8.    Keterampilan sosial
Keterampilan sosial bertujuan menumbuhkan perilaku tertentu yang biasanya perlu dilatih dan dibiasakan sehingga nanti akan muncul perilaku yang diharapkan dalam bermasyarakat. Seperti, keterampilan bekerja sama, bergotong royong, tolong menolong, dll.


[1] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4.
[2] Ibid.,
[3] Ibid.,hlm.5
[4] Agung, Eko Purwana, dkk, Pembelajaran IPS MI, (Surabaya: AprintA, 2009), h. 10.
[5] Hanafiah, dkk., Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012) h.20-22.
[6]Agung, Eko Purwana, dkk, Pembelajaran IPS MI, (Surabaya: AprintA, 2009), h. 11.
[7] Karwono, Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), h. 34-43.
[8] Idad Suhada, Pendidikan IPS di SD/MI, (Bandung: Solo Press, 2010), h. 64.


Posted by: Nadiafa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Pembelajaran IPA SD/MI

Fase-fase Perkembangan Anak Usia SD

Proses Pengembangan Kurikulum